Sunday, January 23, 2011

sok puitis

sok puitis bentar ya

Tahun pertama. Seseorang pindah ke sini. Awalnya biasa, tapi tiba2 kau memberiku "halo". Tahun kedua sepertinya kau memberiku "selamat tinggal". Tapi aku tetap tenggelam dalam suasana. Entah mengapa susah melupakannya. Entah sihir apa yang kau pakai hingga aku tenggelam dan susah untuk kembali. Hujan membasahi mata. Terlalu lemah menanggapinya. Ya, aku manusia yang lemah. Tahun ketiga. Tidak terasa sudah tiga tahun aku tenggelam. Suatu hari aku sudah tidak tenggelam. Tapi, sayangnya suasana tenggelam masih terasa dalam diriku. Ketika kami berpisah, aku tenggelam kembali. Ketika seseorang sahabat mengatakan dirinya juga tenggelam, serentak aku kaget. Tetapi kita mengerti satu sama lain. Kita menjalankan kehidupan seperti biasa. Ada lagi suatu hal yang membuatku, dan sang sahabat kaget. Seseorang itu ternyata juga jatuh. Jatuh kepada sahabat kami. Pada suatu saat dia bercerita kepada kami. Tapi aku terlalu lemah. Sangat lemah menghadapi hal ini. Aku menjauh dengan alasan yang tidak rasional. Hujan turun lagi. Walaupun hanya rintik-rintik. Lalu aku kembali dengan (bisa dibilang) wajah yang berubah. Berusaha menenangkan diri dan menyembunyikan yang aku rasakan. Kami kembali pulang. Ternyata aku dan sang sahabat mulai hujan. Hujan kembali. Begitu lemahnya diriku. Susah untuk berpindah, sudah 3 tahun lamanya. Sahabat kami terlihat senang ketika orang2 disekitar nya membicarakannya dengan seseorang itu. Tetapi berbeda dengan kami. Kami hanya terdiam dan menjauh. Aku menjauh ke tempatku semula. Menenangkan diri dengan berkutat dengan buku dan musik. Sepertinya sahabat kami itu juga jatuh kepada seseorang tersebut. Pisau menyayat diriku. Tapi aku berusaha menahan sebuah rintihan.
Pikirku, aku harus mundur. Ini adalah pertarungan yang tidak bisa aku taklukkan. Aku akan kalah. Aku harus mundur, untuk sahabat kami. Tapi menghilangkan "3 tahun" itu sangatlah tidak mudah. Tapi itulah hak mereka untuk jatuh satu sama lain dan akan pergi bersama dengan perasaan bahagia. Aku tidak boleh mengganggu mereka. Apakah aku diharuskan untuk tidak bahagia? Awal tahun ini sudah buruk bagiku. Sedikit lagi seseorang tersebut akan menyatakan sesuatu terhadap sahabat kami. Entah mengapa perasaanku mengatakan bahwa sahabat kami akan bilang "ya". Tapi perasaan ku jarang berkata salah. Sesuatu yang aku takutkan. Tetapi aku ingin melihat sahabatku sendiri bahagia. Aku tidak bisa menghalangi kebahagian sahabatku. Perasaanku adalah korbannya. Ya, aku akan mencoba bahwa semuanya tidak terjadi apa-apa. Aku akan menenangkan diriku. Sedikit lagi kalian akan berbahagia, dan aku mencoba untuk tidak merubah sikapku kepada kau, sahabat. Aku harus berpindah tempat kepada seseorang yang lain. Walajupun susah, berusaha tidak ada salahnya. Aku harus bersabar. Lagi. Akan kucoba untuk kuat. Tapi biarkanlah diriku sendiri untuk menenangkan diri.

0 comments:

 
Blogger design by suckmylolly.com